A.
Asal
mula nama Lebakwangi.
Prabu silih asih, dibantu sang patih utama atau patih
yang pertama bernamam Embah Lampis. Ketika abad ke-14 berdirilah sebuah
kerajaan yang bernama silih asih dan rajanya yaitu gajah wangi yang dbantu oleh
Luhun Wangi.
Adapun 7 mentri yang
berkuasa saat itu yakni:
1.
Nyi mas panggung wayang
2.
Nyi mas lenggang herang
3.
Nyi mas randa midang
4.
Nyi mas langgen sari
5.
Nyi mas lenggang kencana
6.
Nyi mas endang saketi
7.
Nyi mas siti sondari
Lokasi kerajaan yaitu di sisi kali utara Kali Cisande,sedangkan
dibagian selatan masih berupa hutan belantara, dan kampung tua yang berada
disebelah barat kerajaan yaitu bernama Kampung Karang Asem.
Yang kedua disebelah selatan bernama Kampung Tari Kolot,
mereka berpindah kepada kerajaan besar yang berselisih yaitu Kerajaan Mataram
dan Kerajaan Padjajaran, yang ketika itu Kerajaan Padjajaran diserang oleh bala
Tentara Mataram.
Peperangan yang sangat besar dan berbulan-bulan lamanya
itu memebuat bala tentara kedua belah pihak sampai ke hutan sebelah selatan
kerajaan silih asih. Waktu itu bala tentara Padjajaran dikejar oleh pihak lawan
yang akhirnya bersembunyi disebuah selokan didalam hutan sebelah kerajaan silih
asih. Karena sudah beberapa hari tidak dapat menemukan air, maka ditempat itu
mereka merasa kehausan dan merasa capek tidak berdaya dalam keadaan kemudian
memohon kepada maha tunggal supaya diberikan kekuatan. Tidak cukup lama
keluarlah mata air yang terpancar dari hutan itu dan tidak lama kemudian mereka
meminum air tersebut, dan sangat ajaib mata air tersebut tercium sangat wangi,
badan mereka pun terasa wangi. Bala tentara padjajaran yang dipimpin langsung
oleh prabu siliwangi pun sudah merasa
sudah kuat seperti sebelumnya kemudian mereka pun melanjutkan perjalanannya,
semua bala tentara padjajaran membicarakn bahwa suatu saat nant agar tempat ini
akan jadi desa yang bernama LEBAKWANGI.
Bala tentara mataram yang
tidak dapat menemukan kembali musuh atau lawannya, mereka pun pulang ke negaranya yaitu mataram,
dan bala tentara padjajaran pun merasa sudah aman kemudian mereka pun pulang
kembali ke padjajaran. sri sultan syarifhidayattullah sunan gunugn jati yang berada dikertaon cirebon mengadakan
musyawara.
Masalah yang dibahas yaitu menaklukan kerajaan silih
asuh, yang waktu itu rajanya memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sunan gunug
jati mempunyai keinginan untuk
mengislamkan semua isi negara silih asih.
Waktu musyawarah sunan gunung jati mengutus empat orang
pangeran sebagai relawan prabu silih asih supaya cirebon ada kemenangan, empat
pangeran yang diutus tersebut yaitu:
1.
Pangeran purwajaya dari daerah pajajaran
2.
Pangeran purwaganda dari daerah
pajajaran
3.
Pangeran
truna jaya dari daerah mataram
4.
Pangeran truna sakti dari daerah mataram
Keempat utusan itu segera berangkat , dan mereka sampai
di silih asih pada pukul 16:00, kedatangan keempat utusan tersebut langsung di
smabut hangat oleh prabu silih asih karena prabu silih asih sudah mengerti
maksud kedatangan keempat pangeran tersebut.
Keempat pangeran tersebut diberi waktu untuk beristirahat
semalam, dan pengumuman akan dilanjutkan besok kata prabu silih asih. Kemudian
keempat pangeran tersebut tidur.
Tengah malam prabu silih asih memutuskan kepada seluruh isi
keraton untuk pergi ke losari dan keraton diciptakan menjadi hutan belantara
sampai akhir zaman.
Para ututsan terbangun kira-kira pukul 04:00 pagi, ketika
mereka terbangun dari tidurnya mereka
tersadar bahwa mereka sudah tidak tidur lagi di ranjang tetapi tidur dilumpur.
Dalam keadaan tidak berdaya, sambil meminta ampun ke prabu silih asih dan pada
waktu itu juga ada suara tanpa wujud yang berkata bahwa mereka telah diampuni,
dan pesan dari Prabu Silih Asih supaya meneruskan perjuangan untuk mengembangkan
agama islam di Lebakwangi.
B.
Sejarah
desa mekarwangi
Di tahun 1980’an ini Lebakwangi telah menjadi sebuah kecamatan dan rangkap menjadi desa yang terdiri dari
beberapa desa. Karena masyarakat desa lebakwangi sudah lebih dari delapan ribu
jiwa, maka Desa Lebakwangi tersebut memekarkan tanah bagian utara menjadi
sebuah desa.
Adapun beberapa pilihan
nama untuk dijadikan sebagai nama desa yang baru ini, diantaranya: Lebak Jaya,
Mekar Jaya, Mekar Wangi, Wangi Jaya.
Nama yang dipilih untuk desa baru ini adalah mekarwangi,
karena desa ini merupakan pemekaran dari desa lebakwangi dan ingin tetap
terdapat nama wangi seperti yang desa
ini akan tetap wangi seperti bunga yang baru mekar.
Sebagai warisan yang akan mejadi tanda bahwa desa baru
ini merupakan desa pemekaran yang berasal dari lebakwangi.
Adapun beberapa orang
yang ikut mengesahkan dianataranya yaitu:
1.
Bapak Alm. Ashaleh
2.
Bapak Jojo Suharjo
3.
E. Suryana
4.
Moh. Saeful Bahri
Yang di sahkan pada tanggal 7 September 1982 di
puskesmas mekarwangi, yang letaknya depan mesjid desa mekarwangi.
C.
Kebudayaan
yang masih melekat
Kebudayaan di desa mekarwangi kini masih ada yang
masih dipertahankan ada pula yang punah karena kurangnya perhatian akan
pentingknya kebudayaan di mata masyarakat.
Adapun beberapa kebudayaan yang tak jauh berbeda
dengan daerah lainnya di kabupaten Kunigan yang
masih melekat dalam diri masyarakat desa Mekarwangi, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Upacara
adat pernikahan
Upacara adat pernikahan di desa
mekarwangi ini masih digunakan, dalam upacaranya
seperti yang lain yaitu ada penjemputan pengantin pria ke rumah pengantin
wanita dengan diiringi oleh banyak orang
yang turut memberikan doa restunya. Setibanya di rumah pengantin wanita,
pengantin melaksanakan ijab kabul. Setelah ijab kabul kedua mempelai mengadakan
sungkem kepada orang tua mereka. Seusainya acara sungkem, kedua mempelai
dipersilahkan masuk rumah, namun sebelum masuk rumah mereka harus menjalankan
adat selanjutnya yaitu sang pria menginjak telur dan wanita membersihkan kaki
suaminya yang telah menginjak telur itu kemudian mereka berdua dipersilahkan
menyalakan api pada sebuah lidi yang telah di persiapkan dan mematahkan lidi yang
tadi sedikit di bakar, kemudian memecahkan kendi.
Setelah
pemecahan kendi, ada lagi acara yaitu yang terkenal dengan suap lingkung, yaitu
saling menyuapi nasi kuning yang telah di bentuk seperti permen, dan kemudian
pengantin dipersilahkan saling tarik ayam bakar. Ada sedikit yang berbeda
antara pengantin anak pertama, pertengahan dan bungsu.
Biasanya
bila anak bungsu, ada acara terskhir yaitu yang sering disebut boboroloan yaitu, semua orang yang berada dilokasi
pernikahan harus memberikan uang logam kepada pengantin yang di tempatkn pada
sebuah tempat.
2. Adat kelahiran
Ibu hamil sangat
mendapat banyak perhatian, mulai dari diadakannya acara 4 bulanan atau tujuh
bulanan.
a.
Upacara empat bulanan / tujuh bulanan
Upacara ini
dilaksanakan pada usia kemahilan empat atau tujuh bulan. Adapun beberapa acara
yang dilakukan untuk upacara empat /
tujuh bulanan ini yaitu: ibu hamil dimandikan oleh dukun beranak yang kini
perannya hanya sebagai yang membantu proses – proses demikian bukan sebagai
bidan yang membantu ibu hamil melahirkan. Keluarga boleh menyirami ibu hamil
dengan air kembang yang telah disediakan. Setiap setelah pengguyuran ibu hamil
yang duduk langsung berdiri dan
menjatuhkan kelapa yang dipegangnya.
Namun, untuk upacara
tersebut sangatlah dibutuhkan uang yang tidak sedikit, maka dari itu tidak
semua ibu hamil melaksanakan upacara tersebut, mereka memilih dimandikan oleh
hanya nenek dukun beranak atau yang dikenal sebagai upacara sewaka.
Seperti itulah upacara
empat bulanan yang berada di desa mekarwangi.
b. Upacara
kelahiran anak
Seorang anak yang lahir, langsung diberi
nama kemudian ari-ari yang dibawanya sejak lahir, dikubur yang ditempatkan pada
sebuah kendi kecil.
c. Upacara pemotongan rambut
Upacara pemotongan rambut ini
dilaksanakan setelah bayi berusia 40 hari.
3.
Upacara
adat kematian
Ketika seseorang dinyatakanmeninggal,
sanak keluarga serta tetangga terdekat ikut mengurusi jenazah mulai dari
pemandian, menyolatkan, penguburan serta tahlil yang dilaksanakan selama tujuh
malam pertama, hari keempat puluh hari , lima puluh hari, seratus hari, satu
tahun sampai tahun ke tujuh yang dilaksanakan selama satu tahun sekali.
4. Bangunan
Bangunan - bangunan di desa mekarwangi
sangat jarang sekali rumah yang di bangun berlantai dua, karena konon katanya
banyak mitos bahwa di Desa Mekarwangi ini tidak diperbolehkan membangun
bangunan berlantai dua. Mitos tersebut bermula dari salah satu dari tujuh
mentri wanita yang dahulu pernah menjabat yaitu Nyi Mas Panggung Wayang.
5.
Kegiatan
keagamaan
Masyarakat mekarwangi hampir seratus
persen menganut agama islam. Adapun beberapa kegiatan islami yang selalu
dirayakan di desa mekarwangi yaitu peringatan-peringatan hari besar islam
seperti: hari raya idul fitri dan idul adha, Perayaan Maulid Nabi, Isro Mi’raj, Satu Muharom, dan hari besar
lainnya.
6.
Sistem
pertanian
Dalam penggarapan pertanian desa mekarwangi yaitu:
a.
Eyet –
memperkerjakan orang lain dengan pekerjaan menanam padi (tandur) dan upahnya berupa
padi setelah ia memanen sawah dengan pembagian upaah enam berbanding
satu.
b.
Ceblok –
sawah di olah oleh orang lain mulai dari penanaman, pengurusan tanaman sampai
panen. Dan pemilik tanah hanya memberikan uang untuk biaya penggarapan dan pupuk. upah untuk
ceblok ini yaitu lima banding satu.
c.
Derep –
pekerja hanya ikut memanen tanpa ikut mengurusi proses sebelumnya. Untuk
pembagianeyet ini yaitu empat banding
satu. Misalnya untuk pemilik mendapat 40 kg sedangkan pekerja 10 kg.
d.
Polah –
untuk sistem ini dibagi menjadi dua yaitu polah lepas dan polah separuh.
Untuk polah lepas yaitu pekerja diberi kepercayaan
mengolah tanah mulai dari penanaman hingga panen dan biaya di tanggung oleh
pemolah. Untuk upahnya yaitu sesuai dengan kesepakan awal.
Sedangkan untuk polah separuh yaitu pemolah di berikan
kepercayaan menggarap sawah mulai dai penanaman sampai panen dengan biaya
dibagi dua. Untuk upahnya yaitu hasil dari panen tersebut dibagi dua dengan
pemilik tanah dan pemolah.
D.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi kebudayaan
1.
Pendidikan
Masyarakat mekarwangi rata – rata
berpendidikan SLTP, masih banyak yang belum melanjutkan ke tingkat SLTA dan
masih minim yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Karena kurangnya kesadaran
dari orang tua akan pentingnya pendidikan serta dari faktor ekonomi yang kurang
mendukung.
Dengan pendidikan yang tinggi ini
membuat warga desa memahami pentingnya kebudayaan yang harus ditetapkan, namun
ada juga dengan dunia pendidikan apalagi bila bersekolah jauh di luar daerahnya
dan tidak mempelajari tentang kebudayaan daerahnya, maka sedikit demi sedikit
kebudayaan hilang.
2.
Perekonomian
Masyarakt Desa Mekarwangi memiliki
pekerjaan sebagai pekerja wiraswastra di kota – kota besar, petani, kuli
bangunan dan pegawai negri serta pegawai dinas di instansi. Salah satu pengaruh
dari perekonomian yaitu orang – orang menjadi lebih sibuk dengan pekerjaannya
sehingga mereka meninggalkan beberapa kebudayaan yang dulu pernah dianutnya.
3.
Tekhnologi
Tekhnologi yang lebih canggih di zaman sekarang ini
sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan suatu daerah termasuk juga untuk
Desa Mekarwangi. Adapun beberapa tekhnologi yang mempengaruhi kebudayaan di
Desa Mekarwangi.
a. Pertanian
Dari sektor pertanian, sekrang ini sudah
lebih modern yaitu dalam pengolahan tanahnya sudah tidak lagi menggunakan kerbau
untuk membajak sawah, melainkan sudah menggunakan mesin tlaktor. Mesin tlaktor
ini membwa banyak dampak positif dan negatif. Adapun dampak positif dari
adanya mesin tlaktor tersebut yaitu
dapat menghemat waktu dalam pengolahan tanah serta menghemat biaya karena
apabila menggunakan tlaktor hanya mempekerjakan satu atau dua orang saja. Dan
dampak negatifnya yaitu hilangnya lapangan kerja untuk para petani cangkul.
b. Transfortasi
Karena perkembangan zaman dan semakin
beredarnya transfortasi yang lebih modern ternyata memberikan dampak untuk kebudayaan, diantaranya yaitu jarangnya
kita termui kendaraan-kendaraan tradisional seperti becak, andong, sepeda –
sepeda ontel dan lain-lain.
c. Media
komunikasi
Berkembangnya media komunikasi yang
semakin maju, sudah jarang sekali kita temui orang di sebuah kantor pos untuk
mengirim surat. Kebanyakan komunikasi sekarang ini menggunakan media telepon,
internet, handphone dan media lainnya.
d. Peralatan
rumah tangga yang serba mesin
Peralatan rumah tangga
yang memiliki tenaga mesin ini sangatlah berdampak pada kehidupan wanita –
wanita di zaman sekarang yang berbeda dengan zaman dahulu. Misalnya dalam hal
memasak, dizaman sekarang ini wanita terlihat kurang kreatif, karena misalnya
bila ingin menanak nasi itu hal yang mudah yaitu dapat langsung memasukkan
beras kedalam magic com setelah itu langsung tanak, berbeda dengan wanita di
zaman dahulu, mereka lebih bersusah payah ketika ingi menanak nasi.
Karena
banyaknya tekhnologi yang lebih canggih ini dapat memberikan beberapa bantuan
untuk mempermudah kehidupan masyarakat,namun disamping itupun masih terdapat
beberapa dampak negatif yag terdapat dalam perkembangan tekhnologi ini, seperti
sedikitnya lapangan kerja karena dengan tekhnologi yang lebih canggih akan
membuat pekerjaan lebih cepat dan tidak terlalu membutuhkan banyak tenaga untuk
pekerjaan tersebut.
sangat membantu untuk yang belum tau sejarah awal mula desa kelahiranku ini ada.
BalasHapus