Selasa, 28 Januari 2014

ASAL MULA DESA MEKARWANGI KEC. LEBAKWANGI KAB. KUNINGAN

A.    Asal mula nama Lebakwangi.
            Prabu silih asih, dibantu sang patih utama atau patih yang pertama bernamam Embah Lampis. Ketika abad ke-14 berdirilah sebuah kerajaan yang bernama silih asih dan rajanya yaitu gajah wangi yang dbantu oleh Luhun Wangi.
Adapun 7 mentri yang berkuasa saat itu yakni:
1.      Nyi mas panggung wayang
2.      Nyi mas lenggang herang
3.      Nyi mas randa midang
4.      Nyi mas langgen sari
5.      Nyi mas lenggang kencana
6.      Nyi mas endang saketi
7.      Nyi mas siti sondari
            Lokasi kerajaan yaitu di sisi kali utara Kali Cisande,sedangkan dibagian selatan masih berupa hutan belantara, dan kampung tua yang berada disebelah barat kerajaan yaitu bernama Kampung Karang Asem.
            Yang kedua disebelah selatan bernama Kampung Tari Kolot, mereka berpindah kepada kerajaan besar yang berselisih yaitu Kerajaan Mataram dan Kerajaan Padjajaran, yang ketika itu Kerajaan Padjajaran diserang oleh bala Tentara Mataram.
            Peperangan yang sangat besar dan berbulan-bulan lamanya itu memebuat bala tentara kedua belah pihak sampai ke hutan sebelah selatan kerajaan silih asih. Waktu itu bala tentara Padjajaran dikejar oleh pihak lawan yang akhirnya bersembunyi disebuah selokan didalam hutan sebelah kerajaan silih asih. Karena sudah beberapa hari tidak dapat menemukan air, maka ditempat itu mereka merasa kehausan dan merasa capek tidak berdaya dalam keadaan kemudian memohon kepada maha tunggal supaya diberikan kekuatan. Tidak cukup lama keluarlah mata air yang terpancar dari hutan itu dan tidak lama kemudian mereka meminum air tersebut, dan sangat ajaib mata air tersebut tercium sangat wangi, badan mereka pun terasa wangi. Bala tentara padjajaran yang dipimpin langsung oleh prabu siliwangi  pun sudah merasa sudah kuat seperti sebelumnya kemudian mereka pun melanjutkan perjalanannya, semua bala tentara padjajaran membicarakn bahwa suatu saat nant agar tempat ini akan jadi desa yang bernama LEBAKWANGI.
            Bala tentara mataram yang  tidak dapat menemukan kembali musuh atau lawannya,  mereka pun pulang ke negaranya yaitu mataram, dan bala tentara padjajaran pun merasa sudah aman kemudian mereka pun pulang kembali ke padjajaran. sri sultan syarifhidayattullah sunan gunugn jati  yang berada dikertaon cirebon mengadakan musyawara.
            Masalah yang dibahas yaitu menaklukan kerajaan silih asuh, yang waktu itu rajanya memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sunan gunug jati mempunyai keinginan  untuk mengislamkan semua isi negara silih asih.
            Waktu musyawarah sunan gunung jati mengutus empat orang pangeran sebagai relawan prabu silih asih supaya cirebon ada kemenangan, empat pangeran yang diutus tersebut yaitu:
1.      Pangeran purwajaya dari daerah pajajaran
2.      Pangeran purwaganda dari daerah pajajaran
3.      Pangeran  truna jaya dari daerah mataram
4.      Pangeran truna sakti dari daerah mataram
            Keempat utusan itu segera berangkat , dan mereka sampai di silih asih pada pukul 16:00, kedatangan keempat utusan tersebut langsung di smabut hangat oleh prabu silih asih karena prabu silih asih sudah mengerti maksud kedatangan keempat pangeran tersebut.
            Keempat pangeran tersebut diberi waktu untuk beristirahat semalam, dan pengumuman akan dilanjutkan besok kata prabu silih asih. Kemudian keempat pangeran tersebut  tidur.
            Tengah malam prabu silih asih memutuskan kepada seluruh isi keraton untuk pergi ke losari dan keraton diciptakan menjadi hutan belantara sampai akhir zaman.
            Para ututsan terbangun kira-kira pukul 04:00 pagi, ketika mereka terbangun  dari tidurnya mereka tersadar bahwa mereka sudah tidak tidur lagi di ranjang tetapi tidur dilumpur. Dalam keadaan tidak berdaya, sambil meminta ampun ke prabu silih asih dan pada waktu itu juga ada suara tanpa wujud yang berkata bahwa mereka telah diampuni, dan pesan dari Prabu Silih Asih supaya meneruskan perjuangan untuk mengembangkan agama islam di Lebakwangi.

B.     Sejarah desa mekarwangi
            Di tahun 1980’an  ini Lebakwangi telah menjadi sebuah kecamatan  dan rangkap menjadi desa yang terdiri dari beberapa desa. Karena masyarakat desa lebakwangi sudah lebih dari delapan ribu jiwa, maka Desa Lebakwangi tersebut memekarkan tanah bagian utara menjadi sebuah desa.
Adapun beberapa pilihan nama untuk dijadikan sebagai nama desa yang baru ini, diantaranya: Lebak Jaya, Mekar Jaya, Mekar Wangi, Wangi Jaya.
            Nama yang dipilih untuk desa baru ini adalah mekarwangi, karena desa ini merupakan pemekaran dari desa lebakwangi dan ingin tetap terdapat nama wangi  seperti yang desa ini akan tetap wangi seperti bunga yang baru mekar.
            Sebagai warisan yang akan mejadi tanda bahwa desa baru ini merupakan desa pemekaran yang berasal dari lebakwangi.
Adapun beberapa orang yang ikut mengesahkan dianataranya yaitu:
1.      Bapak Alm. Ashaleh
2.      Bapak Jojo Suharjo
3.      E. Suryana
4.      Moh. Saeful Bahri

Yang di sahkan pada tanggal 7 September 1982 di puskesmas mekarwangi, yang letaknya depan mesjid desa mekarwangi.


C.      Kebudayaan yang masih melekat
Kebudayaan di desa mekarwangi kini masih ada yang masih dipertahankan ada pula yang punah karena kurangnya perhatian akan pentingknya kebudayaan di mata masyarakat.
Adapun beberapa kebudayaan yang tak jauh berbeda dengan daerah lainnya di kabupaten Kunigan yang  masih melekat dalam diri masyarakat desa Mekarwangi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Upacara adat pernikahan
Upacara adat pernikahan di desa mekarwangi ini masih digunakan, dalam        upacaranya seperti yang lain yaitu ada penjemputan pengantin pria ke rumah pengantin wanita dengan diiringi oleh banyak orang  yang turut memberikan doa restunya. Setibanya di rumah pengantin wanita, pengantin melaksanakan ijab kabul. Setelah ijab kabul kedua mempelai mengadakan sungkem kepada orang tua mereka. Seusainya acara sungkem, kedua mempelai dipersilahkan masuk rumah, namun sebelum masuk rumah mereka harus menjalankan adat selanjutnya yaitu sang pria menginjak telur dan wanita membersihkan kaki suaminya yang telah menginjak telur itu kemudian mereka berdua dipersilahkan menyalakan api pada sebuah lidi yang telah di persiapkan dan mematahkan lidi yang tadi sedikit di bakar, kemudian memecahkan kendi.
     Setelah pemecahan kendi, ada lagi acara yaitu yang terkenal dengan suap lingkung, yaitu saling menyuapi nasi kuning yang telah di bentuk seperti permen, dan kemudian pengantin dipersilahkan saling tarik ayam bakar. Ada sedikit yang berbeda antara pengantin anak pertama, pertengahan dan bungsu.
     Biasanya bila anak bungsu, ada acara terskhir yaitu yang sering disebut boboroloan  yaitu, semua orang yang berada dilokasi pernikahan harus memberikan uang logam kepada pengantin yang di tempatkn pada sebuah tempat.

2.      Adat  kelahiran
Ibu hamil sangat mendapat banyak perhatian, mulai dari diadakannya acara 4 bulanan atau tujuh bulanan.
a.       Upacara empat bulanan / tujuh bulanan
Upacara ini dilaksanakan pada usia kemahilan empat atau tujuh bulan. Adapun beberapa acara yang dilakukan untuk  upacara empat / tujuh bulanan ini yaitu: ibu hamil dimandikan oleh dukun beranak yang kini perannya hanya sebagai yang membantu proses – proses demikian bukan sebagai bidan yang membantu ibu hamil melahirkan. Keluarga boleh menyirami ibu hamil dengan air kembang yang telah disediakan. Setiap setelah pengguyuran ibu hamil yang  duduk langsung berdiri dan menjatuhkan kelapa yang dipegangnya.
Namun, untuk upacara tersebut sangatlah dibutuhkan uang yang tidak sedikit, maka dari itu tidak semua ibu hamil melaksanakan upacara tersebut, mereka memilih dimandikan oleh hanya nenek dukun beranak atau yang dikenal sebagai upacara sewaka.
Seperti itulah upacara empat bulanan yang berada di desa mekarwangi.


b.      Upacara kelahiran anak
Seorang anak yang lahir, langsung diberi nama kemudian ari-ari yang dibawanya sejak lahir, dikubur yang ditempatkan pada sebuah kendi kecil.
c.       Upacara  pemotongan rambut
Upacara pemotongan rambut ini dilaksanakan setelah bayi berusia 40 hari.

3.      Upacara adat kematian
Ketika seseorang dinyatakanmeninggal, sanak keluarga serta tetangga terdekat ikut mengurusi jenazah mulai dari pemandian, menyolatkan, penguburan serta tahlil yang dilaksanakan selama tujuh malam pertama, hari keempat puluh hari , lima puluh hari, seratus hari, satu tahun sampai tahun ke tujuh yang dilaksanakan selama satu tahun sekali.

4.      Bangunan
Bangunan - bangunan di desa mekarwangi sangat jarang sekali rumah yang di bangun berlantai dua, karena konon katanya banyak mitos bahwa di Desa Mekarwangi ini tidak diperbolehkan membangun bangunan berlantai dua. Mitos tersebut bermula dari salah satu dari tujuh mentri wanita yang dahulu pernah menjabat yaitu Nyi Mas Panggung Wayang.

5.      Kegiatan keagamaan
Masyarakat mekarwangi hampir seratus persen menganut agama islam. Adapun beberapa kegiatan islami yang selalu dirayakan di desa mekarwangi yaitu peringatan-peringatan hari besar islam seperti: hari raya idul fitri dan idul adha, Perayaan Maulid Nabi,  Isro Mi’raj, Satu Muharom, dan hari besar lainnya.

6.      Sistem pertanian
Dalam penggarapan pertanian desa mekarwangi yaitu:
a.       Eyet – memperkerjakan orang lain dengan pekerjaan menanam padi (tandur)  dan upahnya berupa padi setelah ia memanen sawah dengan pembagian upaah enam  berbanding  satu.

b.      Ceblok – sawah di olah oleh orang lain mulai dari penanaman, pengurusan tanaman sampai panen. Dan pemilik tanah hanya memberikan uang untuk  biaya penggarapan dan pupuk. upah untuk ceblok ini  yaitu lima banding satu.

c.       Derep – pekerja hanya ikut memanen tanpa ikut mengurusi proses sebelumnya. Untuk pembagianeyet ini yaitu empat  banding satu. Misalnya untuk pemilik mendapat 40 kg sedangkan pekerja 10 kg.

d.      Polah – untuk sistem ini dibagi menjadi dua yaitu polah lepas dan polah separuh.
Untuk polah lepas yaitu pekerja diberi kepercayaan mengolah tanah mulai dari penanaman hingga panen dan biaya di tanggung oleh pemolah. Untuk upahnya yaitu sesuai dengan kesepakan awal.
Sedangkan untuk polah separuh yaitu pemolah di berikan kepercayaan menggarap sawah mulai dai penanaman sampai panen dengan biaya dibagi dua. Untuk upahnya yaitu hasil dari panen tersebut dibagi dua dengan pemilik tanah dan pemolah.

D.    Faktor – faktor yang mempengaruhi kebudayaan
1.      Pendidikan
                        Masyarakat mekarwangi rata – rata berpendidikan SLTP, masih banyak yang belum melanjutkan ke tingkat SLTA dan masih minim yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Karena kurangnya kesadaran dari orang tua akan pentingnya pendidikan serta dari faktor ekonomi yang kurang mendukung.
Dengan pendidikan yang tinggi ini membuat warga desa memahami pentingnya kebudayaan yang harus ditetapkan, namun ada juga dengan dunia pendidikan apalagi bila bersekolah jauh di luar daerahnya dan tidak mempelajari tentang kebudayaan daerahnya, maka sedikit demi sedikit kebudayaan hilang.

2.      Perekonomian
                        Masyarakt Desa Mekarwangi memiliki pekerjaan sebagai pekerja wiraswastra di kota – kota besar, petani, kuli bangunan dan pegawai negri serta pegawai dinas di instansi. Salah satu pengaruh dari perekonomian yaitu orang – orang menjadi lebih sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka meninggalkan beberapa kebudayaan yang dulu pernah dianutnya.

3.      Tekhnologi
                        Tekhnologi  yang lebih canggih di zaman sekarang ini sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan suatu daerah termasuk juga untuk Desa Mekarwangi. Adapun beberapa tekhnologi yang mempengaruhi kebudayaan di Desa Mekarwangi.
a.       Pertanian
Dari sektor pertanian, sekrang ini sudah lebih modern yaitu dalam pengolahan tanahnya sudah tidak lagi menggunakan kerbau untuk membajak sawah, melainkan sudah menggunakan mesin tlaktor. Mesin tlaktor ini membwa banyak dampak positif dan negatif. Adapun dampak positif dari adanya  mesin tlaktor tersebut yaitu dapat menghemat waktu dalam pengolahan tanah serta menghemat biaya karena apabila menggunakan tlaktor hanya mempekerjakan satu atau dua orang saja. Dan dampak negatifnya yaitu hilangnya lapangan kerja untuk para petani cangkul.
b.      Transfortasi
Karena perkembangan zaman dan semakin beredarnya transfortasi yang lebih modern ternyata memberikan dampak  untuk kebudayaan, diantaranya yaitu jarangnya kita termui kendaraan-kendaraan tradisional seperti becak, andong, sepeda – sepeda ontel dan lain-lain.
c.       Media komunikasi
Berkembangnya media komunikasi yang semakin maju, sudah jarang sekali kita temui orang di sebuah kantor pos untuk mengirim surat. Kebanyakan komunikasi sekarang ini menggunakan media telepon, internet, handphone dan media lainnya.
d.   Peralatan rumah tangga yang serba mesin
Peralatan rumah tangga yang memiliki tenaga mesin ini sangatlah berdampak pada kehidupan wanita – wanita di zaman sekarang yang berbeda dengan zaman dahulu. Misalnya dalam hal memasak, dizaman sekarang ini wanita terlihat kurang kreatif, karena misalnya bila ingin menanak nasi itu hal yang mudah yaitu dapat langsung memasukkan beras kedalam magic com setelah itu langsung tanak, berbeda dengan wanita di zaman dahulu, mereka lebih bersusah payah ketika ingi menanak nasi.

       Karena banyaknya tekhnologi yang lebih canggih ini dapat memberikan beberapa bantuan untuk mempermudah kehidupan masyarakat,namun disamping itupun masih terdapat beberapa dampak negatif yag terdapat dalam perkembangan tekhnologi ini, seperti sedikitnya lapangan kerja karena dengan tekhnologi yang lebih canggih akan membuat pekerjaan lebih cepat dan tidak terlalu membutuhkan banyak tenaga untuk pekerjaan tersebut.





1 komentar:

  1. sangat membantu untuk yang belum tau sejarah awal mula desa kelahiranku ini ada.

    BalasHapus